Aku juga menyukai pemandangan di belakang restoran.
Menyukai Gunung Batur yang diselimuti awan putih. Ditambah lagi, saat itu hujan
hadir langsung dengan begitu lebat. Para pelancong, yang sebelumnya asyik
mengambil foto berlatar gunung berselimut awan putih, dengan gesit berlarian ke
arahku juga ke arah gazebo-gazebo lainnya.
Hingga beberapa saat kemudian perhatianku teralihkan oleh
sesuatu yang janggal. Oleh seorang gadis kecil berambut blonde dengan pita merah yang menggendong seekor anjing ras
Kintamani di pelukannya. Dia meletakkan anjing itu di atas gazebo di tengah
kolam ikan. Gazebo yang tidak dipilih oleh siapa pun. Beberapa saat kemudian
gadis itu ikut naik, menemani anjingnya.
Aku terpaku di posisiku, lebih dari sejam. Seolah
tersihir oleh sesuatu yang entah apa. Aku menyadari ada sesuatu yang mistis
dari caranya berjongkok di hadapan anjing itu. Sedari tadi, kulihat mereka
asyik bercakap-cakap. Kuperhatikan, dia—gadis kecil itu—begitu mahir
mengonggong. Tidak ada kecanggungan sama sekali.
Hampir berjam-jam mereka sama-sama berjongkok. Perawakan
gadis kecil itu tinggi seperti umumnya kelahiran blasteran dan caranya
mengambilkan sosis dari pinggan pelayan untuk diberikan kepada anjingnya—yang
sedari tadi dia ajak berbincang dengan gonggongan—menunjukkan bahwa dia adalah
orang penting di restoran itu. Gerak mata dan air mukanya mencirikan bahwa
kemampuannya juga bukan seperti gadis biasa. Dia istimewa.
Betapa akhirnya kusadari banyak orang juga ikut
memperhatikan tingkah gadis itu. Bukan hanya aku. Masing-masing dari kami
memesan berulang kali kepada pelayan yang lewat—memesan apa pun yang bahkan
tidak kami pedulikan harganya. Gadis itu seperti tontonan musik di restoran
itu. Seperti pemandangan yang menyihir—seolah kami menunggu sesuatu terjadi.
Tapi tidak ada sihir yang terjadi—tidak sampai sore itu
berakhir. Tidak sampai dia dijemput oleh seseorang bersetelan serba hitam dan
digendong menuju pelataran parkir lalu dimasukkan ke kursi belakang mobil
dengan beringas. Dia, sampai hari itu berakhir, memang seperti boneka tontonan
yang mendekati sempurna.