Aku mengetuk
Karena suntuk
Mengintip jendela
memanggil nama
Tak ada yang menyahut
Dipikirnya aku kalut
Baru saja pulang
Dengan langkah oleng
Mulut bersendawa
Lengan menebas udara
Pandang mata buram
Sewarna malam
Ah!
Tadi di diskotek
Aku ditawari pertanyaan,
"Siapakah engkau?"
Kujawab,
"Gadis yang sedang terluka"
Orang itu jawab,
"Jiwa tak pernah terluka"
Kuteguk segelas lagi
"Dari mana asalmu?"
Begitu orang tua berewok itu bertanya
Aku menoleh,
"Dunia yang menjemukan"
jawabku asal
Terbahak Ia,
"Lalu kenapa jiwamu tak jemu-jemu terlahir kembali?"
Begitu dia mendebat
Kuteguk segelas lagi,
"Dari mana asalnya dunia?"
Dia bertanya lagi
"Kenapa kau terus bertanya?"
Kubanting botolku
Meraung menendang aku
Satpam menyeretku
Melemparku keluar
Ah, botol-botol filsafat
sungguh memabukkanku
Hingga dunia pun tak kukenali
Sebagai rumahku
Rupanya aku baru saja mengetuk
Pintu rumah Tuhan
Pantas saja tak ada siapa
Yang mau menyahut
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tulisan Terdahulu
-
Pada 2022, Sekolah Pemikiran Perempuan membuka ruang belajar informal bagi para perempuan yang berkecimpung di bidang seni dan budaya. Kela...
-
Cerita pendek ini juga dimuat di Bacapetra.co Di siang yang terik itu, Paman Hansa pulang bersama Kalaya dan Phichai dengan membawa baha...
-
Ingatan tentang ibu sebagai seorang filatelis yang menyimpan setiap edisi perangko terbitan Perum Pos (PT Pos Indonesia), yang sialnya leb...
-
Sabda Armandio mulai dikenal di jagat perbukuan Indonesia sejak menerbitkan novel debutnya Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya pada 20...
-
DIA menutup pintu apartemen. Tubuhnya lebih letih dari hari-hari yang lain, tapi begitu melihat tumpahan bir dan botol-botol yang tergeletak...
trus si bapak2 brewok itu siapa chell?
ReplyDelete